Hal ini sudah tentu
akan sangat bermanfaat untuk kepentingan pembangunan dan meningkatkan
intelektualitas bangsanya. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat
dipastikan banyak sisi positif yang dapat dinikmati, yaitu bukan hanya akan
memicu munculnya kaum cendekiawan yang handal, akan tetapi harapan untuk
menjadi bangsa yang maju dan modern yang setara dengan bagsa lain akan segera
terwujud di negeri yang kita cintai ini.
Namun demikian
sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, tentunya
terselip juga sistem yang perlu kita waspadai dan perlu kita kawatirkan
bersama munculnya generasi muda yang tidak proposional. Generasi muda yang
tidak dilandasi dengan rasa nasionalisme yang kuat, maka tidak tertutup
kemungkinan hal ini justru akan menjadi batu sandungan atau halangan bagi
kemajuan negara dan bangsanya. Yang akhirnya akan merusak tatanan
kehidupan berbangsa dan bernegara, seperti yang sedang dialami bangsa Indonesia saat
ini. Rusaknya kemapanan dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara saat
ini juga tidak terlepas dari keterlibatan generasi muda yang telah
menyalahgunakan keahlihannya untuk tindakan tidak terpuji yang dapat merugikan
bangsa dan negara.
Perkembangan masa
remaja merupakan masa penuh kewaspadaan dan kekhawatiran. Dampak sistem globalisasi bagi
generasi muda sering kali menerpa kehidupan mereka mulai dari memuja kebebasan
tanpa batas hingga melakukan jalan pintas untuk mencapai tujuan. sebagian
remaja mengisi hidupnya dengan hura-hura, menikmati pola hidup bebas tanpa
melihat aturan, dan menjadikan hidup sebagai bagian dari kesenangan. Gaya hidup yang
sedemikian rupa ini membuat kaum muda menjadi lemah, tidak kokoh dan tidak
ulet.
Pada saat keadaaan ekonomi yang melilit, kesulitan
mencari lowongan pekerjaan, keahlihan minim, serta keilmuan rendah, berbagai
cara yang cepat untuk bisa mendapat uang serta kesenangan akan langsung
dijalani tanpa memperdulikan resiko ke depan. Bukannya dengan belajar giat
untuk mencapai cita-cita, atau bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup
mereka malah mengambil jalan pintas.seperti kita lihat di berita-berita yang
ditayangkan ditelevisi banyak generasi muda menjadi penjual dan pengkonsumsi
narkoba serta menjadi wanita penghibur. Mentalitas sistem yang mereka miliki
tanpa bekerja keras berdampak tinggi pada kehidupan di masyarakat. Mereka ingin
hidup mewah tanpa mengalami penderitaan akibat kerasnya bekerja, mereka
menginginkan materi berlimpah, tetapi sebenarnya tak mampu secara materi, maka
apa pun akan dilakukan halal atau haram hanya demi kesenangan hidup.
Menyikapi keadaan
tersebut kita sebenarnya mempunyai cara untuk dapat mencegah sekaligus
memperbaiki bagi yang sudah terlambat. Dalam era kemajuan zaman seperti
sekarang ini sebenarnya kita mempunyai tenaga pendidik yang professional,
terdidik, dan terampil yang sudah tersebar di seluruh daerah di Negara yang
kita cintai ini. Para pendidik hendaknya ikut mencegah lunturnya rasa
nasionalisme yang akan berdampak negatif pada generasi muda, pendidik yang dapat kita sebut juga sebagai guru sebaiknya juga dapat mencermati gaya hidup generasi muda yang salah dalam
menerapkan kebebasan, seperti pornoaksi, dan kecenderungan mengambil jalan
pintas.
Guru memiliki kewenangan sebagai pembimbing, pengajar dan
terutama sebagai pendidik di sekolah. Walaupun sebetulnya tidak tidak selalu
guru yang harus memberi bimbingan kepada anak didiknya, orang tua serta
masyarakat juga dimana mereka tinggal. Namun, permasalahan akan komplek
seandainya nasionalisme ini tidak dimiliki oleh orang tua mereka sendiri, atau
masyarakat yang ada di mana mereka tinggal. Tentu bukan merupakan hal mudah
bagi guru dalam membimbing siswa-siswanya. Guru, orang tua , masyarakat, serta
stakeholder lainya harys bekerjasama dalam mengatasi masalah ini.
Memang harus disadari bahwa sesungguhnya masa depan
merupakan milik generasi muda. Ia adalah lanjutan masa kini dan merupakan hasil
masa lampau. Dalam hubungan ini, pembinaan dan pengembangan generasi muda harus
menanamkan kepekaan terhadap masa depan untuk dapat menyadari masa mendatang
sebagai kelanjutan masa kini. Nasionlisme di mata generasi muda setelah merdeka
mempunyai makna sistem berbeda dari generasi yang mengalami dan terlibat dalam
perang kemerdekaan.
Bagi generasi muda, nilai rasa nasionalisme sebaiknya dapat diberikan
sedini mungkin, melalui pendidikan nilai yang dimulai dari jenjang dasar hingga
perguruan tinggi. Maka diharapkan rasa dan semangat nasionalismeakan munculdan
dapat terbina dengan, serta mampu menjadi tumpuan dan sistem keyakinan diri
generasi muda Indonesia dalam kehidupan berkebangsaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar