Copyright
http://lanalana.wordpress.com
Saya melangkahkan kaki ke sebuah tempat yaitu Anand
Krishna Centre di tengah hiruk pikuk jalan Sunset Road yang penuh dengan
modernisasi,sebuah pengalaman hidup karena telah mengikuti pembekalan dari
Jurnalistik SHINDU belum lama ini.
Tampak berbagai macam patung Dewa,arca Budha,patung Bunda
Maria dan hiasan lampion. Sebenarnya tempat apakah ini? Sebuah perasaan
berkecamuk dalam diri,sepertinya pergi ke sebuah tempat dengan nuansa
perdamaian yang menerima segala perbedaan.
“Rima mengapa kamu diam saja di pintu? Yuk masuk, kita
lihat apa yang ada di dalam”,ajak Bli Wayan Suardi pemimpin tim berkunjung
siang ini.
“Oh, ‘Nggih Bli. Ini Rima lagi lihat-lihat. Tempatnya
bagus,bersih dan tenang. Baru melihat dari luar saja sudah membuat hati Rima
tentram Bli!” jawab saya penuh semangat.
Segera saya memasuki tempat indah ini. Wah, tempat yang
sungguh luar biasa. Terdapat patung,arca,gambar tokoh-tokoh dari penjuru agama
dan lambang dari semua agama di dinding. Dari agama Hindu,Islam,Nasrani,Budha,dan
agama yang dianut di negeri Yahudi. Semuanya tertempel di dinding tepi altar
dengan tampak belakang sebuah kain berwarna ganda, bendera kita Sang Merah
Putih. Begitu melihatnya sungguh merasa bersemangat teringat cerita Sejarah
yang diceritakan guru minggu lalu.
“Yu,kamu membawa brosur? Boleh saya lihat?” tanya saya
pada salah satu peserta.
“Oh ya kak Rima, ini ada penjelasan dari panitianya
juga”,ujarnya penuh senyum.
Rupanya ini adalah tempat untuk membangkitkan rasa
nasionalisme,memupuk rasa persatuan,cinta kasih,menghargai perbedaan
agama,memperdalam agama dan kepercayaan masing-masing insan,sekaligus terapi
penyembuhan untuk menyelaraskan jiwa dengan alam semesta, sehingga dapat
mengembangkan potensi dalam diri yang terpendam. Sungguh hal yang membuat diri
saya heran sekaligus takjub,hal yang jarang sekali terdengar di negeri ini.
“ Seandainya semua generasi muda Indonesia, kalangan
pemimpin yang sewenang-wenang pergi ke tempat ini maka Indonesia akan
benar-benar bangkit! Ya, jika ada 100 tempat serupa kemudian semua mendapat
pelatihan jadi negeri kita pasti damai”,bisik saya pelan.
“ Ada apa kak? Bicara sama siapa?” tanya Ayu yang duduk
di sampingku. Saya hanya menggeleng sambil tersenyum penuh arti.
“Salam Indonesia!”seru Mbak Debby yang menjadi instruktur
di AKC ini dengan semangat.
“Loh teman-teman kok diam? Kalau saya dan kawan-kawan
disini mengucapkan Salam Indonesia jawab dengan salam yang sama,karena kita
semua adalah orang Indonesia”,tambahnya lagi.
“Salam Indonesia!”
“Salam Indonesia!” jawab kami kompak.
Mbak Debby menjelaskan mengenai tempat ini yang sempat
saya baca di brosur. Ternyata tempat ini boleh dikunjungi oleh siapa saja,tidak
memandang latar belakang baik agama, suku maupun ras yang berbeda satu dengan
yang lainnya. Hal yang terkadang sukar diterima oleh beberapa kalangan di
Indonesia sekarang.
“Baik teman-teman disini apakah ada pertanyaan mengenai
tempat ini?”tanya Mbak Debby.
Tak urung lagi saya pun segera mengangkat tangan,
“Om Swastyastu, perkenalkan saya Rima. Ada yang ingin
saya tanyakan mengenai patung,arca dan gambar dari seluruh kalangan agama ini
maksudnya apa? Terimakasih atas penjelasannya, Om Santih,Santih,Santih Om ”
“Om Swastyastu, baiklah Rima, mungkin saya dapat sedikit
terangkan bahwa patung,arca,gambar dan lambang suci tiap agama disini berarti
untuk mengingatkan bahwa kita makhluk ciptaan Tuhan dan mempunyai derajat sama
di mata Beliau. Menghormati simbol-simbol. Contohnya dari patung Dewi Saraswati
yang melambangkan ilmu pengetahuan,jadi kita dapat belajar terus menerus selagi
masanya. Gambar itu adalah beberapa dari pemuka agama atau guru besar. Ada
Yesus Kristus,Sidharta Gautama,Sai Baba dan yang lain. Semua perbedaan sungguh
indah apabila tumbuh dalam satu harmoni bukan? Dunia sungguh damai bila hal itu
dapat diwujudkan,sebagai generasi muda wajiblah mengamalkan rasa cinta
agama,cinta tanah air,cinta sesama,cinta alam semesta”, kata Mbak Debby panjang
lebar.
Panitia memberi pengarahan bahwa kita akan pergi ke
sebuah tempat yang bernama Secret Garden,sesuai tempatnya yang artinya rahasia.
Konon akan mendapat bisikan hingga relung jiwa. Kemudian kami semua disuruh
berdiri menghadap altar dengan bendera kebangsaan.
“Mari berdiri sambil menghormat ke bendera, karena hari
ini kita merayakan Hari Kebangkitan Nasional. Mari menyanyikan lagu kebangsaan
Indonesia Raya untuk memperingatinya. Tapi harus kompak penuh semangat.”
“ Baik!!!” sahut kami dengan lantang.
Indonesia Tanah Airku, tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku, bangsa dan tanah airku
Marilah kita berseru Indonesia bersatu
Hiduplah tanahku hiduplah negeriku, bangsaku rakyatku
semuanya
Bangunlah jiwanya,bangunlah badannya untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya merdeka merdeka, tanahku negeriku yang
kucinta
Indonesia Raya merdeka merdeka hiduplah Indonesia Raya
Indonesia Raya merdeka merdeka, tanahku negeriku yang
kucinta
Indonesia Raya merdeka-merdeka
HIDUPLAH INDONESIA RAYA
Lagu yang sungguh luar biasa, teringat dengan cerita
perjuangan pahlawan hingga mengorbankan nyawa. Lagu perjuangan yang mungkin
saja bukan salah satu lagu favorit remaja,bukan lagu anak band yang sedang
menjadi trend. Setidaknya detik ini saya belajar. Belajar untuk menghargai jasa
pahlawan kita, meskipun dengan cara berdiri 1 jam untuk upacara setiap
Senin,menghapal Pembukaan UUD Negara RI 1945 yang belum juga saya kuasai,
bahkan berbagai cara sederhana yang dapat kita lakukan sebagai anak bangsa.
|
|
“Wah , bagus
tempatnya Bli Wayan! Maklum saya dari desa baru pertama kali ke kota sikapnya
kampungan begini. Untung saja ikut acara ini, benar-benar pengalaman yang
bermanfaat untuk saya, Bli!” ajak saya sambil tertawa. Sedangkan Bli Wayan
tersenyum mengamati tingkah laku saya layaknya anak kecil mendapat sebatang
permen.
Sebelum masuk
harus membunyikan bel seperti kuil di India. Taman itu cukup luas dikelilingi
tanaman dan gemericik air kolam ditambah lagi lonceng angin yang berbunyi saat
angin berhembus. Kami melepaskan alas kaki dan duduk beralas tikar bambu.
Terlihat sebuah pratima Dewi Durgha bertangan sepuluh
yang menginjak kerbau melambangkan mengalahkan sifat keraksasaan/hewani dan
memunculkan sifat manusiawi dalam diri manusia. Ada kutipan dari berbagai kitab
suci seluruh agama di dunia. Menginginkan hal sama yaitu perdamaian namun bahasanya
saja berbeda.
Mbak Putu memberi pengarahan untuk menegakkan badan
sambil menenangkan diri, untuk bermeditasi.
Gemericik air kolam, suara lonceng angin dan angin
berhembus sepoi menambah khusuknya meditasi. Rasa lelah bahkan berbagai masalah
lenyap dengan sejuknya hati. Tapi sepertinya saya mendapat bisikan rahasia dari
alam semesta bahwa saya bersama seluruh generasi muda, harus mulai bergerak
untuk berbuat sesuatu bagi bangsa ini. Mengajegkan Bali. Memperbaiki jiwa-jiwa
yang telah tertarik ke dalam pusaran globalisasi. Menghapus citra Indonesia
yang sarat dengan terorisme, pertengkaran, kemudian meningkatkan kedisplinan
dan menghargai antar sesama dan agama.
Usai meditasi dan keluarnya kami dari Secret Garden adalah akhir
perjalanan seseorang dari pedalaman seperti saya. Namun perjalanan sesungguhnya
baru saja dimulai ditandai dengan lajunya bus menuju tempat nan jauh di sana.
Mungkin ini adalah sebuah mimpi,esok akan terbangun untuk melakukan sesuatu
untuk Indonesia ini, mewujudkan rasa nasionalisme dari hati sanubari. Untuk
Bali,Indonesia dan Bumi ini, sungguh saya akan datang lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar